Proses mixing adalah proses mencampur material-material pembentuk beton, sehingga menghasilkan campuran beton yang unifirm dengan material-material tersebut yang terdistribusi secara merata, agar campuran beton yang dihasilkan tidak mangalami segregasi.
Apabila proses mixing berjalan dengan sempurna, maka urutan memasukkan material yang bagaimanapun akan mengahasilkan adukan yang merata. Namun dalam praktek, awaktu yang diperlukan dalam proses mixing juga terbatas, sehingga urutan juga perlu diprhatikan. Ide proses mixing adalah sandwich, dengan pengertian bahwa material yang mahal, yaitu semen, dibungkus dengan agregat agar terjamin merata. Pada umumnya urutan material-material pembentuk beton yang dimasukkan ke dalam mixer adalah sedikit air, kemudian agreget kasar, disusul semen, lalu agregat halus, dan yang terakhir adalah sisa air yang ditambahkan setelah semua material masuk. Tujuannya agar pada waktu hopper dijungkirkan untuk mengeluarkan isinya, maka bahan yang pertama masuk akan keluar terakhir. Karenanya lebih baik jika agregat kasar dapat mendorong agregat halus dan semen yang keluar di depannya. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa penambhan air pada mixer tidak boleh langsung dilakukan pada awal proses mixixng.
Pada lokasi pengecoran, penambahan air pada beton readmix diperkenankan bila tujuannya adalah untuk mengembalikan workability beton yang hilang selama perjalan. Selain itu, penambahan air pada mixer harus dilakukan sedemikian rupa sehingga beton teteap tercapai.
RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN PROSES PENCAMPURAN (MIXING)
Ruang lingkup pemeriksaan proses mixing pada pola kualitas ini meliputi:
1. Pemeriksaan proses pengukuran yield beton.
2. Pemeriksaan pada beton agar segar (fresh concrete). Terdiri dari:
a. Densitas beton (weight/〖fr〗^3 atau weight/m3, calculated an air free basis)
b. Kadar udara (air conten, volume percent of concrete)
c. Slump
d. Kadar agregat kasar (coarse aggregate content)
e. Berat volume mortar (unit weight of air-free mortar hasel on averagae comparative samples tested).
BEBRAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PROSES MIXING
Hal-hal yang perlu diperhatikna pada proses mixing adalah:
1. Memastikan bahwa peralatan pada batching dan mixing mempunyai kapasitas yang sesuao dengan permintaan konsumen.
2. Memeriksa peralatan-peralatan pada mixer apakah dalam keaadaan baiaka (tidak rusak), dan dalam keaadaan bersih serta terhindar dari bekas-bekas sisa proses batching terdahulu.
3. Sesekali melakukan pengecekkan terhadap lamanya proses mixing.
4. Mencatat setiap beton yang tidak terpakai termasuk kuantitas dan alasannya.
5. Mencatat setiap adanya perubahan aktivitas yang tidak semestinya berserta alasan dilakukannya hal tersebut, misalnya penambhan air pada mixer untuk mengembalikan workability beton yang hilang selama proses perjalanan.
6. Memastikan bahwa beton tidaak akan mengalami segregasi selama dan sesudah proses mixing. Untuk itu perlu diperhatikan metode penanganan beton selama dan sesudah proses mixing.
MACAM-MACAM PROSES MIXING PADA BETON READYMIX
Ada 3 macam operasi dari proses micng pada beton readymix, yaitu:
1. Central-mix concrete
2. Shrink-mixed concrete
3. Truck-mixed concrete
Central-mixed conrete
Central-mixed conrete adalah proses mixing yang seluruhnya dilakukan pada stationary mixer dan kemudian dikirim ke lokasi pengecoran dengan menggunalan truk agitator atau truk mixer atau non-agitator (truk biasa). Volume beton readymix dari central-mixed yang diangkut dengan truk mixer atau truk agitator tidak boleh lebih dari 80% dari total volume dari drum atau kontainer pada truk tersebut.
Truk agitator adalah truk mixer yang dalam perjalanan mengangkut beton redymix menggunakan drum mixer yang berputar secara perlahan dengan kecepatan 1 atau 2 poutaran/menit. Ketika tiba di lapangan, kecepatan ditambha menjadi 10-15 putaran/menit selama sedikitnya 3 menit.
Truk mixer adalah truk yang dalam perjalanan mengangkut beton readymix menggunakan drum mixer yang berputar sebanyak 10-15 putaran/menit dengan waktu 7-10 menit. Pada waktu air ditambahkan di lapangan, dan mixer harus diputar 100x setelah air ditambahkan.
Beberapa syarat berikut ini harus dipenuhi bila pengiriman beton dengan truk dilakukan dengan truk non-agitator:
Peralatan yang terdapat pada truk non-agitator harus mempunyai permukaan yang halus, kedap air, dan dilengkapi dengan katub-katub sedemikian rupa sehingga memudahkan pengomtrolan pada proses penuangan beton.
Tingkat keseragamana (uniformily) dari beton harus dapat memenuhi persyaratan iniformily dari beton sesuai dengan ASTM C94
Tidak ada komentar:
Posting Komentar