Gempa
Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang ini menjalar menjauhi fokus gempa ke segala arah di dalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak atau tidak tergantung pada kekuatan sumber dan jarak fokus, disamping itu juga mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangungan berdiri. Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Meskipun demikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal dengan Lingkaran Api karena banyaknya gunung berapi.
jenis-jenis gempa
a. Gempa bumi vulkanik, bersumber dalam tubuh gunungapi aktif, pada umumnya berkekuatan kecil (maksimal 2 SR).
b. Gempa bumi runtuhan, diakibatkan oleh runtuhan batuan di daerah kapur karena adanya stalakit yang jatuh dalam gua kapur. runtuhan di daerah tambang (runtuhnya terowongan tambang). kekuatan gempa berkisar antara 2-3 SR.
c. Gempa bumi tektonik, terjadi akibat aktivitas tektonik di zona batas antar lempeng dan patahan yang mengakibatkan sebaran ke segala arah. kekuatan gempa dapat mencapai skala besar hingga 9SR (contoh gempa di Aceh).
Mengapa Indonesia rawan terhadap bencana gempa?
Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana gempa dan tsunami. Hal ini disebabkan karena wilayah Indonesia terletak pada jalur gempa bumi paling aktif di dunia, akibat pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng samudera Indo-Australia, Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera Pasifik. Berdasarkan peta wilayah kegempaan Indonesia, sekitar 290 kota (60% dari kota-kota yang ada di Indonesia) terletak pada wilayah rawan gempa dan kurang lebih 11.000 km pantai di Indonesia rawan terhadap bahaya tsunami. Frekuensi kejadian tsunami di Indonesia cukup tinggi, hampir bisa dikatakan rata-rata tiap tahun ada kejadian tsunami. Gempa dangkal dengan kekuatan diatas 6 SR yang terjadi di dasar laut berpotensi sebagai penyebab tsunami. Potensi tsunami di Indonesia adalah tsunami lokal dengan waktu penjalarannya yang sangat singkat, hal ini dikarenakan sumber-sumber gempa terletak tidak jauh dari sebagian besar pantai di Indonesia. Belajar dari sejarah bencana tsunami, besarnya korban bencana tsunami umumnya disebabkan oleh beberapa faktor. Selain faktor besaran tsunami (pusat gempa, tinggi gelombang, kecepatan penjalaran dan tinggi genangan, juga dipengaruhi oleh faktor ditinggalkannya pengetahuan maupun kearifan lokal/ adat akan tanda-tanda fenomena tsunami dan respon terhadap tsunami yang lambat laun mengakibatkan rendahnya kesadaraan dan kesiapsiagaan masyarakat akan bahaya tsunami, disamping ditentukan oleh faktor kondisi kapasitas dan kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah dalam merespon tanda-tanda tsunami. Paradigma penanggulangan bencana telah bergeser dari masyarakat yang bergantung pada bantuan luar menjadi masyarakat yang siap menghadapi bencana. Disamping itu otonomi daerah telah membuat masyarakat dan pemerintah daerah harus memiliki suatu strategi yang efektif dalam penanganan dan penanggulangan risiko bencana tsunami, mulai dari upaya preventif sampai upaya tanggap darurat seperti kesiapan sistem peringatan dini tsunami yang cepat dan tepat sasaran hingga pada kesiapsiagaan aparat pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami. Agar masyarakat, aparat pemerintah daerah dan stakeholder terkait siap dan tanggap dalam menghadapi ancaman bencana tsunami, maka diperlukan suatu latihan atau simulasi yang rutin dalam menghadapi bencana tsunami melalui penyelenggaraan End to End Tsunami Drill yaitu latihan evakuasi tsunami yang diselenggarakan dengan melibatkan 3 unsur utama secara simultan. Ketiga unsur tersebut terdiri dari masyarakat, pemerintah daerah dan sistem peringatan dini tsunami. Untuk itu diperlukan latihan bagi masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami khusunya di ruang lingkup kota dan kabupaten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar